Perkuliahan selama di Jepang sudah berjalan satu minggu. Dalam seminggu ini tentunya aku bertemu dengan banyak orang yang merupakan mahasiswa reguler dari Universitas Momoyama. Sebelum masa perkuliahan dimulai ada satu hal yang terus membuatku bertanya-tanya yaitu ada banyak sekali lambang "For Handicapped". Nah aku berpikir, "Memangnya buat apa mereka membuat tempat khusus semacam itu?"

Hal ini mungkin bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran di Indonesia. kapan kita akan mulai menciptakan sebuah tempat dimana semua orang bisa belajar walaupun memiliki keterbatasan? Setelah membaca buku "No One's Perfect" karangan Hirotada Ototake, maka anda semua akan mengerti bahwa tidak semua orang cacat membutuhkan perlakuan yang berlebihan. Mereka juga ingin bisa menjadi senormal mungkin dengan yang lain. Bagaimana mereka bisa menjadi normal bila kita selalu memperlakukan mereka sebagai orang yang "tidak normal"? Saya merasa inilah yang menjadi akar permasalahan bagi orang cacat di Indonesia. Mereka kebanyakan tidak diperlakukan normal sehingga banyak dari mereka yang justru banyak memiliki potensi justru tidak bisa unjuk gigi. Ada beberapa dari mereka yang membutuhkan perlakuan khusus tetapi itu tidak semua. Coba bila kita menciptakan sebuah kampus dimana semua orang bisa belajar disitu. Pertama, tentu akan susah untuk memotivasi mereka, namun mereka harus terus didukung supaya berani menjadi seseorang yang normal. Sulit untuk pertama kali karena di Indonesia mereka tidak pernah dibiasakan untuk menjadi normal. Selain itu, kita juga harus menciptakan sebuah kebiasaan untuk tidak menganggap mereka sebagai, bisa dibilang penyakit. Ketika kita berpikir seperti itu, maka ketika kita berinteraksi dengan mereka yang muncul hanyalah pandangan sinis dan tidak senang. Padahal, mereka tidak berbuat sesuatu yang salah.
Satu hal yang pasti kita tahu, tidak semua orang memiliki fisik yang lengkap. Kita harus memikirkan mereka juga karena mereka juga manusia dan hidup bersama-sama dengan kita. Kita yang dibilang normal ini juga tidak boleh bertindak egois dengan menganggap dunia ini hanya milik orang-orang yang normal. Untuk itu, sudah saatnya juga kita juga memikirkan sesama kita. Harus ada gerakan dimana kita bisa menciptakan suatu free-barrier environment yang dapat memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk bergerak leluasa di negara kita. Akankah hal ini terwujud?
(Harapan saya tentunya kampus tempat saya belajar saat ini bisa menjadi pilot project untuk hal ini. Akan banyak sekali orang yang terbantu jika hal seperti ini dapat terwujud.)
4 comments:
Wah2 P...
i think gaya menulismu sudah berkembang sangat pesat ya....
tak acungi 2 jempol buat kamu..
aku baca blogmu serasa membaca sebuah feature saja...dan hebat sekali km memasukkan unsur jurnalistik yg tidak sembarang orang mudah memahami maknanya secara eksplisit..hehe...
ngomong2 aku udh mulai rajin update blog ku lg loh...baca aja deh...nasukin ke blog rolling mu donk..hehe...
gmn ya cara nya nambai blog roll??
plz help...
hehe....
Hah!? berkembang pesat gimana? memang dari dulu aku suka nulis beginian kok makae aku sempet bingung mau masuk CC ato online journalism. hahahahaha..... oya blog mu tu tak buka ga isa. error terus. ga tau napa cuma kebuka sebentar habis gitu langsung nutup dw. jadi ga isa tak baca.....
iya P...blog ku kog error gt napa ya?? ga bisa di buka di internet explorer..bisa e lewat mozilla or firefox...dulu gara2 e ke block sama kespersky pas aku posting...nurutmu ngaruh ndak si?? trs bisa dibenerin ga kira2??
thx b4^^
waduh nek isa dibenerin pa ndak aku ga ngerti ber. hahahaha..... lha emange blogmu kena virus ta kok sampe di blok mbek kaspersky? mungkin yo isa juga gara2 virus web. hahahaha....tapi mungkin lho....aku ga ngerti.
Post a Comment