Tuesday, September 23, 2008

Do it Yourself!


Yah, ini adalah kebiasaan orang Indonesia yang terlalu terbiasa untuk dilayani. Pertama kali dateng ke Jepang, aku dan teman-teman berbelanja. Selesai berbelanja dan membayar di kasir kita harus membungkus semua barang yang kita beli sendiri. Tidak ada yang membungkuskan seperti di Indonesia! selain itu ada juga alat pembayaran yang dilakukan di Indonesia (dan sepertinya ini tidak bisa diterapkan di Indonesia). Dengan alat ini kita men-scan barang belanjaan kita sendiri. Kemudian setelah itu kita membayar sesuai yang tertera pada layar LCD dengan uang koin atau kertas. Dengan alat ini, tenaga manusia dapat dikurangi karena kita yang berbelanja, kita yang mengepak, kemudian kita sendiri yang memasukkan uang ke mesin.
Nah hal yang tak lazim juga adalah pada saat makan di tempat semacam pujasera. Di pujasera kita melakukan pemesanan seperti yang kita lakukan di Indonesia. Tapi ada hal yang sangat berbeda dengan Indonesia yaitu setelah selesai makan kita harus meringkas semuanya sendiri. Kita harus mengembalikan piring atau mangkuk ke tempat yang telah disediakan. Tambahan! Jika meja yang telah kita gunakan menjadi kotor karena makanan yang kita makan maka kita berkewajiban juga untuk melapnya sendiri. Hal ini berlaku juga di tempat semacam Mc Donald! Jadi jangan menyamakan MC'D Indonesia dengan Jepang! Pengalaman pertamaku, karena tidak tahu aku bertanya pada counter yang menjual makanan bagaimana harus memberlakukan mangkuk yang telah kupakai. Aku sedikit heran ketika melihat setiap orang meringkas piringnya sendiri. Nah karena tidak mengerti jadi penjual makanan mengambilkan mangkuk yang telah kupakan. Agak sedikit malu.... Hal ini menjadi jelas ketika aku bertanya pada teman yang orang Jepang. Dan hasilnya....yah seperti itulah. Ternyata memang harus dibereskan sendiri.

Welcome Japan


Yah hari ini adalah hari pertama aku ada di jepang. Setelah perjalanan yang cukup melelahkan dan membuat pusing ditambah makanan yang ga bisa dimakan sama sekali akhirnya sampe juga di Bandara Internasional Kansai, Jepang! Bandara internasional Kansai atau yang lebih dikenal dengan istilah KIX ini adalah sebuah bandar udara yang terletak diatas laut. Waktu mendarat sudah terasa luar biasa apalagi waktu masuk. Kita bertiga sempat foto-foto karena tempatnya yang kelewat keren kali karena di Indonesia tidak pernah melihat bandara secanggih dan sebesar itu. Untuk pindah dari tempat kedatangan ke bagian imigrasi dan cukai saja kita harus naik kereta otomatis yang dijalankan tanpa masinis. Semua petunjuk terpampang jelas jadi kita yang baru pertama kesanapun tidak mengalami kesulitan sama sekali walaupun sudah terteinggal rombongan (bahkan bagasi kami sape diturunkan dari conveyor karena tidak kunjung diambil). Selain itu, waktu masuk ke toilet, semua juga dijalankan dengan otomatis. Dari sistem penyiraman urinoire yang otomatis (kalo di Indo bisa kita temui di Bioskop XXI) sampai sistem cuci tangan yang otomatis termasuk sabunnya. Selain itu, ada sebuah pemandangan yang jarang di jumpai di Indonesia yaitu jalanan di Jepang ini sangat ramah terhadap penyandang cacat. Pada setiap trotoar selalu ada penuntun jalan bagi penyandang tuna netra. Posisi trotoar ini tidak terlalu tinggi jadi orang yang mengenakan kursi roda pun bisa menaiki trotoar tanpa kesulitan sedikitpun. Selain itu setiap toilet yang ada di Jepang selalu dilengkapi dengan toilet for handicapped people artinya ada toilet yang sangat ramah terhadap penyandang cacat karena mereka bisa menggunakan toilet-toilet umum dengan mudah karena sudah didesain sedemikian rupa sehingga mereka tidak mengalami kesulitan. Begitu pula dengan lift yang ada disini, sangat ramah terhadap orang cacat. Yah mau dibilang apalagi? Negara ini memang bisa dibilang sangat berteknologi dan ramah manusia.
Selain itu tingkat kesopanan pengguna jalan juga sangat kentara di negara ini. Pada saat aku dan teman-teman sedang berjalan untuk berbelanja tentu melewati beberapa persimpangan yang memaksa kita untuk menyebrang tentunya. Disini bisa terlihat rasa saling menghargai antara pengguna jalan baik pengendara kendaraan bermotor maupun pejalan kaki. Orang Jepang yang berjalan kaki dan hendak menyeberang tidak akan menyeberang jalan ketika lampu untuk pejalan kaki berwarna merah walaupun kondisi lalu lintas sangat sepi. Selain itu, pengendara kendaraan bermotor juga selalu memberikan kesempatan pada pejalan kaki untuk menyeberang terlebih dahulu. Disini, walaupun negara penghasil mobil-mobil yang marak kita jumpai di Indonesia seperti Honda, Suzuki, Toyota, dll., ternyata malah sangat jarang ditemui mobil-mobil merk tersebut berseliweran di jalanan Jepang. Lalu lintas disini sangat lancar karena kesadaran mereka dalam berlalu lintas juga sangat tinggi. Sopir bus umum tidak ada yang ugal-ugalan. Semua menjalankan armadanya sesuai dengan kecepatan yang telah ditentukan dan sangat tertib.
Bila semua orang bilang bahwa Jepang adalah negara yang sangat bersih maka hal itu sungguh tidak berlebihan. Pada waktu kita berjalan-jalan di jalanan Jepang, tidak kita jumpai satupun sampah yang sengaja dibuang oleh manusia maupun daun-daun yang berguguran. Tidak ada petugas kebersihan sama sekali yang membersihkan jalanan! Jadi memang dalam hal kebersihan, negara ini pantas untuk di acungi jempol. Aturan membuang sampah pun sangat ketat. Disini aku belajar untuk mulai memisahkan antara sampah makanan, kaleng, plastik, dan pet (botol minum). Kesemua barang tersebut harus dimasukkan kedalam plastik transparan atau berwarna putih dalam keadaan terpisah-pisah dan tidak boleh dijadikan satu. Jika kita membuang sampat dengan menggunakan kantong selain yang berwarna putih atau transparan maka sampah kita tidak akan pernah diambil oleh petugas kebersihan. Yang hebat lagi, tempat pembuangan sampah akhir atau biasa kita sebut TPA di Jepang tidak ada yang menghasilkan bau menyengat seperti TPA yang biasa kita jumpai di Indonesia. Semua sampah yang dibuang oleh warga Jepang selalu di tata dengan rajin.
Nah apalagi ya yang besok aku temui disini? Ikuti terus laporan dari Jepang ^^